Untuk melihat karya-karya kami selengkapnya silahkan kunjungi website kami di: http://www.andyrahmanarchitect.com/
Lokasi masjid berada di desa siring kecamatan Jabon sidoarjo, yang merupakan daerah terdampak dari luapan lumpur panas Lapindo sidoarjo. Masjid ini merupakan simbol kembalinya harapan dan impian masyarakat korban luapan lumpur akan sebuah kehidupan yang lebih baik pasca terjadinya luapan lumpur di Sidoarjo. Sesuai dengan namanya sendiri Al – Fattah yang artinya ‘pembuka’, masjid ini menjadi pembuka harapan tersebut. Dari situlah ide untuk memakai lumpur sebagai material utama dalam membangun masjid ini muncul. Lumpur yang tidak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat korban luapan tersebut di jadikan sebagai sesuatu yang bisa bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga konsep yang paling tepat untuk masjid ini adalah ‘sustainable design with sustainable material’.
Dimana material lokal yang berasal dari sisa endapan lumpur panas kami jadikan bahan baku batu bata dan geo polymer (campuran beton). Menurut Riset dari Universitas Kyoto Jepang, Batu bata lumpur panas telah terbukti aman digunakan sebagai material bangunan. Juga sebagai bahan campuran geo polymer (campuran beton). Sedangkan hasil penelitian DR. Ir. Vincentius Totok Noerwarsito, MT, dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS menyebutkan bahwa, batu bata dari bahan dasar Lumpur sidoarjo memiliki kuat tekan hingga 30 – 40 kg/cm2, lebih bagus daripada batu bata tanah liat yang hanya memiliki kuat tekan sekitar 20 kg/ cm2 .
Juga mampu mereduksi panas matahari hingga 3 derajat Celcius di bandingkan batu bata tanah liat biasa. Sehingga baik bila di pakai untuk bagunan. Untuk membuktikan hal tersebut, seluruh material batu bata tanah liat kami ganti dengan material batu bata lapindo, dan kami sengaja meng-eksposenya sehingga bisa terlihat secara langsung serta bisa mencitrakan keindahan material lokal.
Bencana alam tersebut memberikan pengalaman dan perubahan kehidupan masyarakat sekitar. Dengan adanya pengaruh sosial terhadap bencana alam gunung lumpur panas tersebut, maka konsep masa kami ibaratkan sebuah keutuhan bangunan yang telah retak dan menimbulkan celah / pecahan.
Nuansa memoriabel dan keangungan Allah SWT ingin dicitrakan dalam desain interior masjid Al-fattah ini. Seakan memberikan pembelajaran bagi kita semua bahwa semua yang terjadi di muka bumi ini tidak lepas dari kehendak Allah SWT, tinggal bagaimana kita bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian. Desainnya sendiri merupakan refleksi kearifan material lokal yang di padu dengan desain yang atraktif sehingga menjadikan sebuah gagasan yang baru dalam bangunan ibadah.
Cowakan dinding menceritakan sebuah celah sinar cahaya (dari Allah SWT) yang memberikan secercah harapan pada masyarakat sekitar khususnya. Mihrab merupakan ‘vocal point’ karena bentukan cowakan yang menerus hingga void masjid menjadikannya titik orientasi. Sinar cahaya yang masuk menciptakan sensasi ruang yang berbeda dengan masjid / tempat ibadah pada umumnya. Sirkulasi udara dan cahaya lebih baik, selain tinggi plafond yg monumental, terdapat ‘ water reflection’ pada saff terdepan. Kolam tersebut menjadikan ‘soft element’ / penyejuk bangunan secara pasif. Padu padan sebuah karya modern dengan kearifan lokal material menjadikan sebuah karya yang bernilai.
Nama Proyek: Al – Fattah Mosque
Tahun: 2011
Lokasi: Desa Siring Kec. Jabon, Porong, Sidoarjo
Status Proyek: Pra Rencana
Arsitek: Ricko Pradiantoro, ST
Konsultan Arsitek: Andy Rahman Architect